Review Film Vicious (2025): Dakota Fanning Udah All-Out, Tapi Filmnya… Zonk!

Review Film Vicious (2025): Dakota Fanning Udah All-Out, Tapi Filmnya… Zonk!

Jadi gini guys, gue baru aja kelar nonton Vicious (2025), film horor yang katanya psikologis banget. Yang bikin gue tertarik awalnya sih karena ada Dakota Fanning! Gila, dia kan udah lama malang melintang di dunia perfilman, aktingnya juga nggak pernah ngecewain. Tapi, sayangnya, kehadiran dia aja nggak cukup buat nyelametin film ini dari jurang kehampaan.

Horor Misteri yang Gagal Terbang: Premisnya Oke, Eksekusinya… Ambyar!

Horor sama misteri itu emang kayak soulmate ya, selalu gandengan. Biar bikin penonton merinding, harus ada keseimbangan antara apa yang diungkap dan apa yang disembunyiin. Nah, di Vicious ini, sayangnya, nggak ada tuh keseimbangan. Kebanyakan disembunyiin, jadinya kita sebagai penonton malah bingung sendiri, nggak bisa relate sama ceritanya.

Film ini nyeritain tentang Polly (Dakota Fanning), cewek yang hidupnya udah kayak kapal pecah. Rumahnya berantakan, kerjaan numpuk, pokoknya stres level dewa. Nah, suatu hari, ada nenek-nenek misterius dateng ke rumahnya, terus nitipin kotak kecil berisi jam pasir. Si nenek bilang, Polly bakal mati. Awalnya Polly nggak percaya, tapi lama-lama dia sadar kalau kotak itu minta "persembahan" biar dia selamat. Persembahannya juga nggak main-main: "sesuatu yang kau benci, sesuatu yang kau butuhkan, dan sesuatu yang kau cintai."

Kedengerannya keren kan? Premisnya tuh kayak punya potensi buat jadi film horor yang bikin kita mikir keras. Tapi, ya gitu deh, cuma potensi doang.

Review Film Vicious (2025): Dakota Fanning Udah All-Out, Tapi Filmnya... Zonk!

Lambat Banget Kayak Siput: Pacing Bikin Ngantuk!

Salah satu masalah terbesar di film ini adalah pacing-nya. Lambat banget, bro! Buat ngenalin konsep "persembahan" aja, kita harus nunggu hampir setengah jam. Terus, setelah itu pun, ceritanya kayak muter-muter nggak jelas. Kita nggak dikasih tau siapa atau apa yang nyerang Polly, kenapa dia jadi target, dan apa konsekuensi dari tindakannya.

Kita sebagai penonton dipaksa buat nebak-nebak sendiri sepanjang film. Tapi, bukan karena misterinya dalem, ya. Lebih karena naskahnya emang nggak tau mau dibawa ke mana. Ada sih momen tegang yang sempet bikin kita ngerasain sedikit masa lalu Polly, tapi abis itu, ya udah, gitu-gitu aja.

Dari Horor Psikologis Jadi Torture Porn: What?!

Parahnya lagi, mulai dari "persembahan" kedua, Vicious malah berubah jadi tontonan sadistik yang lebih mirip torture porn daripada horor psikologis. Serius deh, gue nggak ngerti lagi. Arwah atau entitas di dalam kotak itu maksa Polly buat ngelakuin hal-hal ekstrem, termasuk nyakitin dirinya sendiri sampe kehilangan jari-jarinya.

Oke, beberapa adegan emang berhasil bikin kita tegang dan takut. Tapi, nggak ada perkembangan cerita atau karakter sama sekali. Terornya tuh kayak hampa, cuma buat nakut-nakutin penonton doang tanpa ada pesan yang jelas.

Depresi yang Nggak Kerasa: Sayang Banget!

Sebenernya, Vicious tuh kayaknya pengen nyampein pesan tentang depresi, penyesalan, dan gimana caranya kita berdamai sama diri sendiri. Makanya, bagian awal sama "pengorbanan pertama" tuh kerasa emosional banget. Tapi, ya gitu deh, pesannya malah ilang di tengah jalan gara-gara pacing yang lambat dan cerita yang nggak jelas juntrungannya.

Pas mau ending, film ini nyoba buat ngasih plot twist yang seharusnya bikin kita kaget. Tapi, momennya tuh kayak hambar banget, nggak ada emosi atau konflik yang ngebangun ke sana. Alhasil, bukannya kaget, kita malah ngerasa datar dan bosen.

Ending yang Nggak Ada Akhirnya: Pengen Cepet Kelar!

Kalo sebagian besar filmnya aja udah lambat, bagian endingnya tuh lebih parah lagi. Pas kita udah ngerasa filmnya mau kelar, eh ternyata masih ada sisa 30 menit yang kerasa kayak waktu terlama dalam hidup. Ceritanya jalan nggak jelas, bikin klimaks yang seharusnya tegang malah jadi bikin kita capek.

Dakota Fanning: Satu-satunya yang Bersinar!

Tapi, ada satu hal yang nggak bisa dipungkirin: Dakota Fanning tampil luar biasa! Dia bener-bener bisa ngehidupin karakter Polly dengan ekspresi yang mendalam, cuma lewat gestur, tatapan, dan bahasa tubuh. Tanpa banyak dialog, kita bisa ngerasain ketakutan, kecemasan, dan trauma yang ngehantuin dia.

Sayangnya, meskipun Fanning udah ngasih performa terbaiknya, dia nggak bisa nyelametin film yang udah kehilangan arah dari awal. Dengan sedikit karakter pendukung dan durasi yang panjang, bahkan akting yang sekuat apa pun nggak cukup buat bikin kita tetep tertarik.

Kesimpulan: Misteri Kebanyakan, Tujuan Nggak Jelas!

Vicious tuh bukti nyata kalo misteri yang berlebihan tanpa arah yang jelas bisa jadi bumerang buat film horor. Nggak peduli seberapa keren premisnya atau seberapa bagus akting pemerannya.

Film ini punya potensi besar buat jadi kisah psikologis yang menegangkan tentang rasa bersalah dan penebusan. Tapi, sayangnya, gagal buat ngeraih potensinya sendiri.

Pada akhirnya, Vicious (2025) bukanlah film yang jelek banget dari segi teknis. Sinematografi dan suasananya cukup memukau. Tapi, narasi yang berantakan dan pacing yang lambat bikin kita lebih pengen film ini cepet kelar daripada pengen tau gimana endingnya. Jadi, buat kalian yang nyari film horor yang bener-bener bikin merinding dan mikir, kayaknya Vicious bukan pilihan yang tepat deh. Mending cari film lain aja, guys! Hemat waktu dan tenaga.

Review Film Vicious (2025): Dakota Fanning Udah All-Out, Tapi Filmnya... Zonk!

Previous Article

The Twisted Tale of Amanda Knox (2025): Episode 1 - Kebenaran yang Terkubur? Sinopsis dan Ulasan Jujur!

Next Article

"Would You Marry Me" Episode 5: Antara Cinta Pertama, Rahasia Kelam, dan Sup Rumput Laut Asin!

Write a Comment

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe to our Newsletter

Subscribe to our email newsletter to get the latest posts delivered right to your email.
Pure inspiration, zero spam ✨