Yo, balik lagi sama gue buat ngebahas serial yang lagi rame dibicarain: The Iris Affair! Serial baru ini kayaknya pengen nyampur-nyampurin thriller, misteri, sama sci-fi jadi satu kesatuan yang bikin otak kita mikir keras. Episode pertamanya udah keluar nih, dan gue langsung gercep buat nonton dan ngasih review buat kalian. Jadi, siapin cemilan, mari kita bedah episode 1 dari The Iris Affair!
Iris Nixon: Jenius yang Bikin Onar
Kisah ini berpusat pada Iris Nixon, seorang cewek jenius yang digambarkan punya otak super encer tapi nggak punya belas kasihan. Dia ini bukan tipe hero yang peduli sama orang lain, lebih ke arah "gue lakuin apa yang harus gue lakuin, bodo amat sama yang lain". Di episode pertama ini, kita langsung disuguhi adegan dia di Sardinia, Italia, lagi dikejar-kejar. Ada polisi namanya Teo yang mohon-mohon minta bantuan, tapi Iris kayak nggak peduli gitu.
Intinya, Iris ini udah nyolong kode misterius dari seorang dermawan kaya raya bernama Cameron, dan sekarang dia jadi buronan nomor satu. Kode itu katanya bisa ngerubah segalanya, jadi wajar aja kalau banyak yang pengen dapetin dia.
Alur Maju-Mundur yang Bikin Pusing?
Salah satu hal yang unik (atau mungkin bikin pusing?) dari episode ini adalah alurnya yang maju-mundur. Kita diajak ngelihat kejadian di Sardinia, terus tiba-tiba flashback ke beberapa hari sebelumnya, bahkan sampai dua tahun sebelumnya. Awalnya mungkin agak bingungin, tapi lama-lama kita mulai ngerti kenapa alurnya dibikin kayak gitu.
Jadi, sebelum kejadian di Sardinia, Iris ini ngumpet di kabin kecil di tepi danau. Dia berusaha buat nggak ketahuan, tapi ada seorang podcaster eksentrik namanya Alfie yang terus ngelacak dia lewat podcastnya yang berjudul Two Seconds to Midnight. Menurut Alfie, ada sayembara buat nangkep Iris dengan hadiah 4 juta euro! Gokil, kan?
Yang bikin ironis, Iris malah sering nonton podcastnya Alfie. Kayaknya dia narsis juga ya, pengen tahu apa yang orang bilang tentang dia. Tapi, mungkin juga dia emang butuh informasi dari podcast itu buat bertahan hidup.
Buat nutupin identitasnya, Iris kerja jadi guru privat di Villa Ferrante, ngajarin seorang gadis kaya namanya Joy. Joy ini tipe anak pemberontak yang susah diatur, tapi Iris kayak punya alasan sendiri kenapa dia mau tetep kerja di sana.
Proyek Rahasia: Charlie Big Potatoes
Nah, flashback dua tahun sebelumnya nih yang mulai ngebuka tabir kenapa Iris jadi buronan. Dua tahun lalu, Iris ikut kompetisi teka-teki online namanya Nine Horses. Dari ribuan peserta, dia keluar sebagai pemenang. Di situlah dia ketemu sama Cameron, si dermawan kaya yang suka "bantuin orang cerdas buat ngelakuin hal-hal brilian".
Sebagai hadiah, Iris direkrut buat kerja di proyek rahasia Cameron di Slovenia. Awalnya dia nolak, tapi pas Cameron nawarin dia buat mecahin teka-teki ilmiah paling rumit yang pernah ada, rasa penasarannya nggak bisa dibendung lagi.
Proyek itu namanya Charlie Big Potatoes. Kedengerannya kocak ya? Tapi jangan salah, ini proyek serius! Jadi, Charlie Big Potatoes ini adalah AI (kecerdasan buatan) super yang bisa tumbuh kayak otak organik. Teknologi ini disebut topological quantum device, bisa beroperasi di suhu kamar, dan bisa belajar sendiri. Keren abis!
Masalahnya, AI itu lagi "tidur". Cameron yakin Iris adalah satu-satunya yang bisa ngebangunin AI itu dengan mecahin kode rahasia di diari Jensen, ilmuwan yang dulu nyiptain AI itu tapi sekarang udah gila setelah nyoba ngehancurin AI itu. Intinya, ini teka-teki dalam teka-teki!
Cameron juga bilang kalau proyek ini didanain sama "investor bayangan". Dari sini, Iris mulai sadar kalau dia nggak punya pilihan selain ikut proyek ini. Kalau dia nolak, nyawanya bisa melayang.
Kembali ke Masa Kini: Kabin Penuh Jebakan
Balik lagi ke masa kini, Iris tinggal di kabin tepi danau yang penuh jebakan. Dia masang perangkap beruang dan jebakan lainnya buat ngelindungin diri dari pembunuh bayaran. Bener aja, ada seorang pria bersenjata nyoba nyerang dia. Tapi, Iris dengan mudahnya ngalahin pria itu dan maksa dia buat ngasih tahu siapa yang nyuruh dia.
Sayangnya, pas Iris lagi lengah ngambil kotak P3K, pria itu kabur dan malah tewas jatuh ke jurang. Nggak lama kemudian, dua orang suruhan Cameron nemuin brankas rahasia di kabin Iris. Mereka nyari diari Jensen, bukti kalau Iris udah nyolong kode rahasia itu. Pas mereka ngelihat Iris berdiri di luar jendela, pengejaran pun dimulai!
Ulasan: Menarik, Tapi Ada yang Janggal
Sebagai episode pembuka, The Iris Affair punya konsep yang menarik. Gabungan antara thriller, misteri, dan sci-fi ini bikin kita penasaran pengen tahu apa yang bakal terjadi selanjutnya. Tapi, ada beberapa hal yang terasa janggal.
Buat seorang jenius yang lagi jadi buronan, Iris kayaknya terlalu berani nunjukkin wajah aslinya di depan umum. Logika ceritanya juga kadang goyah. Misalnya, dengan imbalan 4 juta euro, seharusnya semua orang udah pada ngejar-ngejar dia.
Tapi, meski ada beberapa kekurangan, kisahnya tetep menegangkan. Perpaduan antara teka-teki kode, proyek AI rahasia, dan masa lalu kelam sang protagonis ini punya potensi besar buat bikin serial ini jadi seru.
Cuma, penggunaan alur maju-mundur ini mungkin bikin sebagian penonton kehilangan rasa "ancaman". Soalnya, kita udah tahu kalau Iris bakal selamat setidaknya sampai ketemu lagi sama Cameron.
Dari sisi visual dan atmosfer, episode ini oke banget. Penuh nuansa misterius dan sedikit tech-noir. Tapi, The Iris Affair masih belum bisa ngasih gebrakan baru dalam genre AI-thriller yang udah cukup padat.
Kesimpulan: Worth It Buat Ditonton?
Episode pertama The Iris Affair ini nyajiin fondasi yang menarik: seorang cewek jenius yang dikejar-kejar karena nyolong rahasia teknologi berbahaya. Meski belum mencapai klimaks yang memuaskan, serial ini tetep menjanjikan buat penggemar kisah konspirasi, teka-teki ilmiah, dan drama psikologis.

Kalau kalian nyari tontonan dengan suasana misterius dan karakter utama yang penuh teka-teki, The Iris Affair layak dicoba. Tapi, inget ya, ini masih kayak potongan awal dari sesuatu yang lebih besar. Jadi, siap-siap aja buat penasaran nungguin episode selanjutnya!